Akuntansi internasional telah mencapai posisi yang penting dalam bidang akuntansi secara umum, sebagai upaya untuk menanggapi tuntutan globalisasi ekonomi, meningkatnya jumlah perusahaan multinasional dan para pengguna informasi bertaraf internasional.
Selama belum ada keseragaman, bidang akuntansi internasional merupakan subyek peningkatan penelitian yang mendalam baik secara empiris maupun teoritis untuk menyelidiki banyaknya isu-isu akuntansi internasional yang berhubungan dengan keuangan maupun manajerial.
Penyelidikan yang dilakukan adalah sama halnya dengan penyelidikan terhadap isu penyusunan standar baik di negara berkembang maupun negara maju.
Definisi Akuntansi Internasional
Ada semacam kebingungan yang nyata dalam literatur tentang arti akuntansi internasional, yaitu berbagai cakupan berbeda merupakan bukti terlibatnya definisi-definisi. Klarifikasi atas definisi oleh Weirich ada 3 komponen pokok :
1.Akuntansi untuk perusahaan induk dan anak perusahaan yang berada di negara lain.
2.Akuntansi komparatif atau akuntansi internasional.
3.Akuntansi dunia atau akuntansi bersifat umum.
Akuntansi untuk perusahaan induk dan anak perusahaan di negara lain, mungkin dapat diterapkan dengan merujuk praktik-praktik akuntansi di negara/domisili tertentu. Dan munculnya masalah perbedaan akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansiyang akan digunakan, tergantung pada prinsip akuntansi negara mana yang akan diikuti sebagai referensi tujuan pengubahan dan penyesuaian.
....
Dikutip dari: http://one.indoskripsi.com/node/9039
Komentar:
Akibat kondisi hukum, sosial, politik dan ekonomi di berbagai negara berbeda, menyebabkan standar akuntansi juga berbeda. Maka dari itu dibuatlah Standar Akuntansi Keuangan Internasional atau International Finance Standard Report (IFRS). Tujuannya adalah untuk menyamakan sistem akuntansi di berbagai Negara, mengingat jumlah perusahaan multinasional dan para pengguna informasi bertaraf internasional kian membutuhkan informasi keuangan yang relevan. Namun pada kenyataannya IFRS belum begitu diterapkan. Contohnya saja di Indonesia masih menggunakan PSAK sebagai acuan dalam membuat laporan keuangan. Dalam bidang pendidikan pun, IFRS belum begitu diperkenalkan oleh para tenaga pengajar. Memang tiadk mudah mempersatukan standar akuntansi yang berbeda, namun hal itu perlu dilakukan agar para pengguna informasi keuangan tidak merasa tertipu dengan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar